Akibat Corona Industri Travel Karyawan Di Rumahkan

Pelaku bisnis industri travel atau biro perjalanan diambang krisis akibat virus corona yang melanda sejak Januari 2020. Beberapa apalagi menawarkan unpaid leave atau cuti di luar tanggungan terhadap karyawannya akibat tidak mampu membayar operasional. Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno menjelaskan sebab virus corona, selama Februari relatif tidak ada pemasukan bagi industri travel.

Dia menjelaskan ada 20 agen travel jakarta semarang terpaksa menawarkan cuti di luar tanggungan bagi karyawannya lantaran tidak mampu membayar operasional. “Relatif enggak ada pemasukan selama Februari, tetapi fix biaya biaya operasional selamanya jalan. Tadinya berharap mampu menjajakan destinasi lain selain China, eh jadi [virusnya] meluas,” kata Pauline


Dengan keadaan ini, tuturnya, meskipun ada insentif berasal dari pemerintah untuk industri pariwisata yaitu disc. pesawat dan pajak hotel tak berdampak lantaran terhadap dasarnya orang tetap cemas untuk melaksanakan perjalanan sebab virus corona.

“Dan mohon maaf, Indonesia belum amat higienis, kebersihan tetap kurang, buat orang semakin khawatir. Ticketing, outbound, inbound, pilgrimage sekarang seluruh terkena imbasnya.

” Menurutnya, sampai selagi ini pemerintah belum membawa inisiatif untuk mengimbuhkan pemberian langsung terhadap industri agen perjalanan atau industri travel layaknya yang ditunaikan di Malaysia, Singapura dan Hong Kong.

Sampai selagi ini belum nampak rencana pemerintah untuk meringankan beban pengusaha travel di mana negara-negara lain udah melaksanakan perihal tersebut.”


Dia mencontohkan, layaknya yang ditunaikan di ketiga negara tersebut, pemerintah setempat mengimbuhkan insentif merasa berasal dari pemotongan pajak, penurunan bunga kredit bank, penurunan tarif basic listrik, pemberian tunai, kemudahan utang modal untuk SME sampai potongan sewa kantor.

“Sementara bagian kami tetap wajib dibebani biaya operasional layaknya sewa kantor, bunga bank, gaji karyawan, pajak, listrik, telepon, dan sebagainya. Jadi opsi yang mampu ditunaikan ya menawarkan unpaid leave, PHK itu opsi terakhir,” katanya,


Adapun Pauline menjelaskan sampai selagi ini kerugian yang dialami oleh industri travel berupa 80 % pembatalan penumpang yang berpotensi akan konsisten makin tambah ke depannya. “Ada terhitung group perusahaan asuransi besar yang membatalkan trip 4.000 agennya, padahal tetap April nanti ke Eropa dan persiapannya udah matang.”